KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinga kami dapat menyelesaikan makalah Perilaku Konsumen.
Dalam makalah ini memuat informasi tentang “Perilaku Konsumen ”. Makalah ini membahas tentang perilaku konsumen dalam memilih pilihan yang bervariasi dengan kebutuhan atau keinginan. Untuk perlu dicermati dan perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang menyangkut perilaku konsumen itu sendiri. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui bagaimana proses perilaku konsumen mengambil keputusan dan faktor yang mempengaruhinya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dalam penyusunanmakalah Perilaku Konsumen. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan yang lebih luas kepada para pembaca. Penyusun mengharapkandalam pemberikan saran dan kritiknya untuk kesempurnakan makalah selanjutnya.
Terima kasih.
Hormat Kami,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang dan mengalami kemajuan setiap waktu, mendesak konsumen dalam merubah cara berfikir dalam membuat keputusan. Tetapi hampir seluruh aspek pemasaran tidak bisa dilepaskan dalam menentukan pilihan,khususnya perilaku konsumen pasar. Dalam mengenal suatu konsumen perlu mempelajari tingkah laku atau perilaku konsumen sebagai aktivitas manusia itu sendiri. Perilaku konsumen dalam membuat keputusan dengan menggunakan sumber daya yang terbatas,untuk mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan.
Dapat dilihat dalam pengambilan keputusan konsumen mengunakan proses dalam mengambilan keputusan yang sangat bervariasi, sering mempertimbangkan yang berkaitan dengan jenis pembelian. Jenis pengambilan keputusan yang diambil konsumen berbeda - beda tergantung keterlibatan dalam produk yang diinginkan. Konsumen memiliki pendekatan yang berbeda terhadap pembelian kecil atau sederhana yang rutin untuk dilakukan seperti membelibahan makanan, dari pada dilakukan untuk membeli mobil mewah. Walaupun konsumen masih menimbang alternatif yang dipakai, infomasi yang dicari, kepuasaan laten produk yang bersaing, dan kesalahan yang terjadi jauh lebih rendah dengan pembelian sederhana dari pada dengan pembelian yang kompleks.
Pembuatan keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh budaya, sosial dan keluarga yang mengharuskan mereka memilih. Sedangkan pengaruh juga datang dari demografis dan karakteristik psikologis individu yang diterimanya melalui informasi, pribadi, pengalaman terhadap rangsangan tersebut. Dalam menganalisis perilaku konsumen akan lebih berhasil bila dapat memahami aspek psikologis individu secara menyeluruh dalam menyelami kebutuhannya. Dan dengan demikian pula pemasar dalam memasarkan produk akan membawa kepuasan untuk konsumen dan dirinya.
Rumusan Masalah
Bagaimana perilaku konsumen itu ?
Bagaimana model dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku konsumen ?
Bagaimana pendekatan kardinal dan ordinal ?
Bagaimana elastisitas dan macam-macam besaran elastisitas ?
Tujuan
Dalam pembuatan makalah perilaku konsumen ini,bertujuan untuk:
Untuk mengetahui perilaku konsumen itu.
Untuk mengetahui model dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Untuk mengetahui pendekatan kardinal dan ordinal.
Untuk mengetahui elastisitas dan macam-macam besaran elastisitas.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Perilaku Konsumen Dalam llmu Micro
Perilaku konsumendapat diartikansebagai tingkah laku atau prosesdari konsumen yang ditujukan dengan pencarian dalam membeli , pemilihan, memperbaiki, menggunakan, serta pengevaluasianproduk dan jasa demi memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Untukpengertian perilaku konsumen dalam ilmu microitu yaitu mengenai individu atau masyarakat sebagai konsumen bisa membuat suatu keputusan dengan menggunakankan sumber daya yang terbatas untuk mendapatkan produk dan jasa yang diinginkan untuk dapat dikonsumsi atau dimanfaatkan.
Perilaku konsumen yang paling mendasari terjadinya membuat keputusan pembelian, pada saat produk tersebut berharga jual tinggi sangat sulit mengambil keputusan dan mempertimbangkannya kembali sedangkan produk berharga jual rendah pada saat mengambil keputusan dapat dilakukan dengan mudah. Konsumen adalah seseorang yang mengkonsumsi produk atau jasa, yang tergantung pada kebutuhan, pendapatan dan kebiasaan. Terdapat beberapa aplikasi tentang pemahaman perilaku konsumen berupa strategi pemasaranyang perlu perancangan yang baik dan tepat untuk menarik pembeli, kemudian perilaku konsumen itu sendiri dalam membantu membuat kebijakan publik, dan yang terakhir dalam pemasaran sosial dalam memahami sifat konsumen.
Model Perilaku Konsumen
Menunjukan penekanan pada interaksi antara pemasar dan konsumen, tentang pemahaman dan evaluasi.
Tiga Faktor Dasar yang Mempengaruhi Pilihan Konsumen
1. Konsumen Individu
Didasari kebutuhan konsumen itu sendiri, b. Persepsi hasil pemaknaannya yang diterima melalui informasi atau pengalaman, c. Pembentukan sikap, dalam memilih merek atau jenis barang di pengaruhi demografi individu, gaya hidup, dan karakteristik individu.
2. Pengaruh Lingkungan
Dari lingkungan pembelian konsumen dengan a. Budaya, pengaruh dari norma kemasyarakatan atau suku, b. Kelas sosial, dari suatu grup atau kelompok sosial atas harta konsumen, c. Grup tata muka, bisa dengan teman atau relasi atau bahkan anggota keluarga, d. Faktor situasional, situasi dimana konsumen harus memiliki atau membeli produk sesuai dengan tempat situasi atau kalangannya.
3. Marketing Strategy
Pemasar dalam hal ini mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. a. Produk pasar b. Harga pasar c. Periklanan d. Pendistribusian untuk mendorong konsumen mengambil keputusan.
Pada saat konsumen telah berfikir mengambil keputusan untuk mengevaluasi pada pembelian yang lalu, yang digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen. saat konsumen mengevaluasi , konsumen akan belajar dari pengalaman dan pengumpulan informasi yang didapat mungkin bisa berubah, dalam merek yang digunakan, dan pemilihan merek.
Panah umpan balik untuk mengarah ke organisasi pemasaran. Pemasar akan mengikuti respon konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi dalam bentuk data tidak menerangkan kelemahan atau pun kekurangan secara relatif kepada pesaing. Untuk itu penelitian dan perumusan kembali strategi pemasaran sangat di butuhkan konsumen dalam pemenuhan yang lebih baik. Sebagai contoh seseorang akan membeli sebuah toko atau ruko pada sebuah pusat pembelajaan akan mempertimbangkan lingkungannya, merancang strategi pemasaran dengan memberi diskon, melihat kebutuhan perilaku konsumen dan resiko yang akan terjadi.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen yang menjelaskan bahwa seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli produk atau jasa sesuai seleranya dengan harga tertentu.
Maka perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang tujuannya untuk mendapatkan kepuasan laten atau kenikmatan.Terdapat pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen yaitu:
Pendekatan Marginal Utility (Cardinal)
Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Dapat dikatakan konsumen dengan pendapatan yang sudah ada, akan mengkonsumsi sejumlah barang tertentu dan berusaha memaksimumkan kepuasan totalnya.
Pendekatan Marginal Utility (Cardinal)
Bahwa kepuasan suatu konsumen dapat diukur dengan satuan ukur misal berat, panjang atau uang .
Makin banyak barang di konsumsi oleh konsumen maka makin besar kepuasan.
Terjadi pada hukum utiliti marginal (The Law OfDiminishing Marginal Utilityberlaku untuk tambahan kepuasan setiap satuan. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen. Jadi jika untuk setiap tambahan kepuasan yang diperoleh setiap 1 unit barang yang dikonsumsi akan semakin turun. Pada saat kepuasan konsumen akan naik sampai titik batas tertentu maka batasan kepuasan akan semakin menurun.
Untuk tambahan kepuasan dapat dihargai dengan uang, misal 1 unit barang. Jika tambahan kepuasan yang didapat semakin besar maka konsumen akan memberi harga mahal, lain hal bila kepuasan menjadi semakin rendah maka akan dibayar dengan harga murah oleh konsumen.
Asumsi konsumen bersifat rasionalitas dengan menginginkan kepuasan maksimum memiliki informasi dengan jelas akan produk atau jasa yang diinginkan dengan menggunakan satuan uang dan mendapat kendala pada anggaran.
Seperti contoh seseorang atau konsumen akan membeli sebuah tablet pc dia akan mencari informasi dengan jelas tentang produk yang diinginkan. Selanjutkan dia akan mempersiapkan anggarannya walaupun produk yang diinginkan harganya terlampau tinggi dia tetap membelinya untuk mendapat kepuasan maksimal itu sendiri .
Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan ordinal beranggapan kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang atau jasa tidak dapat di ukur dengan satuan ukur. Bahwa tingkat kepuasan konsumen satu dengan konsumen yang lain berbeda dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang sama. Anggapan yang diperlukan tingkat kepuasan konsumen dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa mengatakan seberapa lebih tinggi atau rendahnya.
Untuk itu pendekatan ordinal dapat menunjukan tingkat kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama dengan menggunakan model kurva indifferent.
Asumsi konsumen bersifat rasionalitas dengan menginginkan kepuasan maksimum yang mendapat kendala pada pendapatan dan harga barang diketahui dengan memiliki informasi yang sempurna tanpa perlu diukur dan konsisten atas keputusan akan pilihannya dan hanya dinyatakan dalam IC.
Sebagai contoh dalam satu kelas mendapat peringkat dengan pengukuran bersifat kualitatif mendapat hasilnya sangat bagus, bagus dan cukup dengan kata lain memiliki kepuasan berbeda setiap individu.
Ciri-ciri kurva indifferens:
1. Mempunyai kemiringan yang negatif, dalam hali ini ditunjukan dengan barang yang satu dengan barang yang lain yang dikonsumsi saling mengganti.
2. Cembung ke arah origin, berarti konsumen mengorbankan sejumlah barang yang satu untuk mendapatkan barang yang lain.
3. Tidak saling berpotongan, hal ini disebabkan yang lebih tinggi mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kurva yang lebih rendah letaknya.
Konsep Elastisitas
Pengertian elastisitas merupakan konsep untuk memahami permasalahan perubahan ekonomi. Dalam ilmu ekonomi itu sendiri sebagai pengukur perubahan dari suatu variabel ke variabel yang lain. Dengan kata lain konsep elastisitas, tentang pemahaman dari elastisitas harga dari permitaan dan penawaran yang merupakan dua kekuatan yang mempengaruhi harga relatip barang dan jasa.
Sebagai contoh pada mobil A biaya produksi yang turun sehingga produsen bisa menurunkan harga, maka akan meningkat permintaan konsumen. Lain halnya untuk pesaing mobil B ia malah menaikan harga sehingga tindakan ini menurunkan permintaan konsumen mobil B dan menambah kenaikan pada mobil A. Dalam hal ini produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas produksi dalam membuat suatu keputusan, untuk memperkirakan kepekaan konsumen dan seberapa besar reaksi yang ditimbulkan konsumen.
Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan digunakan untuk mengetahui besar presentase perubahan jumlah permintaan berakibat pada presentase perubahan pada harga. Pada saat harga produk naik maka kualitas permintaan produk akan menurun dan sebaliknya sesuai hukum permintaan.
1. Elastisitas Harga Permintaan
2. Elastisitas Silang
3. Elastisitas Pendapatan
Elastisitas Harga Permintaan
Konsep atau sebagai alat untuk mengukur derajat reaksi atau kepekaan perubahan jumlah kualitas permintaan sebagai akibat perubahan barang tersebut.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga produk tertentu. Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu produk yang berubah maka harganya pun berubah sebesar satu persen.
Koefisien elastisitas harga permintaandapat bernilai kurang dari, sama dengan lebih besar dari dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga harga permintaan terdapat tiga bentuk elastisitas yaitu:
Pada saat elastisitas jumlah permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari (>) 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah permintaan barang sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Bentuk kurva permintaannya lebih landai [ % ΔP > % Δ Q].
Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari (<) 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Bentuk kurva permintaannya lebih vuram.. [ % ΔP < % Δ Q].
Apabila persentase perubahan harga sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah permintaan barang, disebut dengan elastisitas yang unitariatau elastisitas tunggal, dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan 1, Bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
Disamping tiga bentuk elastisitas harga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas permintaan barang. tingkat harga paling rendah,dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil.
Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga.pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau dengan tingkat harga yang jumlah permintaannya dapat lebih banyak.
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Beberapa faktor yang menentukan tingkat reaksi konsumen terhadap perubahan harga, sebagai berikut:
1. Jenis produk itu sendiri dan preferensi
2. Tersedia atau tidaknya produk pengganti di pasar
3. Jumlah pengguna dan tingkat kebutuhan dariproduktersebut
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu dipasar.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor produk
6. Elastisitas Silang
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga suatu barang dengan harga barang lain. Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan kualitas permintaan suatu barang sebagai akibat mempengaruhi harga barang lain sebesar satu persen.
Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang berhubungan dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk y maka akan penurunan pada jumlah barang y yang diminta dan berakibat jumlah barang x yang diminta meningkat juga.. Contoh produk substitusi : apabila harga kopi turun maka permintaan terhadap teh berkurang dan sebaliknya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , jika terjadi kenaikan harga produk y maka akan akibatnya produk y akan menurun, disertai pula penurunan pada jumlah produk x yang diminta. Contoh produk komplementer :bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.
Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan mengukur kuantitas permintaan suatu barang merespon terhadap perubahan pendapatan konsumen.besarnya pengaruh dari perubahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
1. Produk normal atau superior.
2. Elastisitas pendapatan adalah positif, jika permintaan akan produk normal meningkat akibat pendapatan meningkat.
3. Produk inferior atau giffen.
4. Elastisitas pendapatan adalah negatif. Jika permintaan akan produk inferior menurun akibat dari pendapatan meningkat.
Elastisitas Penawaran
Maka hukum penawaran mengatakan tinggi harga suatu barang maka makin banyak pula jumlah barang yang akan ditawarkan oleh produsen dan sebaliknya kalau harga turun, jumlah barang yang ditawarkan juga menurun karena kurang menguntungkan produsen. Terdapat faktor-faktor penting, sebagai penentu elastisitas penawaran berbagai barang antara lain:
Sifat Perubahan Pada Biaya Produksi
Penawaran akan bersifat elastis jika kenaikan pada penawaran dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang tidak tinggi, lain halnya jika biaya yang dikeluarkan relatif tinggi maka penawaran tersebut tidak bersifat elastis.
Jangka Waktu Analisis
Dalam elastisitas penawaran juga tergantung kepada jangka waktu, dalam rangka menyesuaikan barang yang akan ditawarkan dengan perubahan harga. Dapat diartikan secara umum , bila semakin panjang waktu untuk produsen dalam menyesuaikan dirinya terhadap perubahan harga , semakin besar pula elastisitas penawaran. Dapat dibedakan atas 3 jenis jangka waktu, yaitu :
1. Masa sangat pendek(Immediate Run), masa waktu dimana jumlah barang yang terdapat dipasar (kurva penawaran bersifat tidak elastis sempurna).
2. Jangka Pendek, dimana kapasitas untuk mengembangkan produksi tidak cukup panjang, sehingga hasil yang hanya dapat dikembangkan sebtas kapasitas yang sudah ada saja (penawaranbersifat tidak elastis).
3. Jangka Panjang, dimana masa waktu yang sangat panjang untuk perusahaan lama dalam membuat rencana untuk pengembangan perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan harga. Dan bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar lebih mudah (bentuk kurva penawarannya lebih elastis)
Stok persediaan
Semakin besar persediaan akan semakin elastis persediaan. Ini dikarenakan produsen akan dapat segera memenuhi kenaikan permintaan barang yang ditawarkan dengan persediaan yang ada.
Kemudahan substitusi faktor produksi/input
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi pada waktu dibutuhkan.
Elastisitas Harga Penawaran
Sama halnya dengan elastisitas harga permintaan, hanya yang berbeda pengertian jumlah permintaan suatu barang dengan jumlah penawaran suatu barang. Elastisitas harga kan dituntukan dalam bentuk presentase perubahan kualitas penawaran sebagai akibat satu persen perubahan harga.
Terdapat lima bentuk elastisitas harga penawaran :
Penawaran tidak elastis (<1),perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
Penawaran unitar elastis (= 1), perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
Penawaran elastis (>1),perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
Penawaran elastis sempurna (tak terhingga). produsen dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu dan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.
Penawaran tidak elastis sempurna (= 0): penawaran tidak dapat ditambahkan pada tingkat harga berapapun,maka kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
b.Elastisitas Silang
Terdapat permintaan konsumen pada suatu barang tidak tergantung pada harga barang, preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer dan juga pendapatan.
c.Elastisitas Pendapatan
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) pada pendapatan konsumen akan berpengaruh terhadap penawaran berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan pendapatan.
KASUS ( Perilaku Konsumen ) --> Asuransi
Dalam Perilaku Konsumen kami memilih contoh Asuransi, karena asuransi adalah suatu tindakan/perbuatan yang digunakan untuk merujuk pada para konsumen dalam bentuk tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya. Dengan mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga oleh konsumen itu sendiri yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut, dengan ini kita akan membahas sedikit tentang asuransi.
Asuransi memiliki peraturan dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 yang berisikan tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena konsumen mendapat kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Beberapa konsumen menganggap asuransi sebagai suatu bentuk taruhan yang berlaku selama periode kebijakan. Perusahaan asuransi bertaruh bahwa properti pembeli tidak akan hilang ketika pembeli membayarkan uangnya. Perbedaan dibiaya yang dibayar konsumen kepada perusahaan asuransi dengan jumlah yang dapat konsumen terima bila terjadi kecelakaan hampir sama dengan bila seseorang bertaruh di balap kuda (misalnya, 10 banding 1).
Karena alasan ini, beberapa kelompok agama termasuk Amish menghindari asuransi dan bergantung kepada dukungan yang diterima oleh komunitas mereka ketika bencana terjadi. Di komunitas yang berhubungan erat dan mendukung di mana orang-orangnya dapat saling membantu untuk membangun kembali properti yang hilang, rencana ini dapat bekerja dengan baik. Kebanyakan kalangan masyarakat tidak dapat secara efektif mendukung sistem seperti ini dan sistem ini tidak akan bekerja untuk risiko besar. Untuk itulah konsumen harus jelih memilih pilihannya. Terdapat beberapa jenis asuransi antara lain :
1. Asuransi Kesehatan
2. Asuransi Pendidikan
3. Asuransi Kendaraan
4. Asuransi Investasi, dll
Kami akan menjelaskan lebih dalam tentang kasus asuransi dalam bidang asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan dapat diartikan sebagai asuransi yang membantu beberapa konsumen untuk mentransfer atau memindahkan resiko resiko yang akan menyerang secara tiba-tiba kepada konsumen yang melakukan premi dengan cara penggantian rugi secara keuangan.
Dilihat dari segi perilaku konsumen, konsumen rata - rata di dunia ingin mendapatkan hasil secara penuh dimulai dari pembayaran yang murah sampai ingin memiliki tingkat kualitas secara maksimal.
Sang pelaku asuransi akan meningkatkan layanannya kepada sang pelanggan dengan cara melakukan split pada beberapa harga yang disesuaikan kepada kebutuhan sang pelanggan serta melakukan training kepada agen-agen yang ingin melakukan prospek kepada pelanggan. Serta melakukan beberapa promosi-promosi yang di lakukan beberapa mall untuk mempermudah membuat brand image kepada pelanggan yang datang ketempat tersebut. Dan juga dengan melakukan system poin dalam kelompok yang ingin melakukan prospek sehingga agen tidak melakukan pekerjaan dengan sia-sia.
Salah satu contoh yang pernah kami dirundingkan adalah ketika salah satu anggota kami dilakukan prospek terhadap beberapa agensi. Agensi tersebut melakukan kontak kepada pelanggan yang berasal dari teman sendiri. Dari sana agensi sudah memiliki langkah kedepan sehingga pelanggan tidak merasa canggung karena tidak kenal satu sama lain, dari perbincangan yang dilakukan agensi tersebut melakukan perbincangan yang sangat tidak terpikirkan tentang masa depan. Sehingga membuat sang pelanggan menjadi tertarik, karena keterbatasan biaya pada pelanggan sang agensi pun melakukan penjelasan tentang premi bulanan yang dimulai dari 150.000 sampai 500.000 perbulan. Maka untuk itu perusahaan asuransi berlomba dalam memberikan pelayanan dengan sebaik – baiknya sehingga konsumen mendapatkan kepuasan maksimal. Dari contoh diatas kami menarik kesimpulan bahwa tingkat perekonomian di Indonesia yang sedang naik turun, perusahaan asuransi akan melakukan pelayanan baik dari segi harga hingga kualitas agen yang membuat para costumer menjadi lebih puas.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan tingkah laku atau proses yang dilakukan oleh individu, keluarga, lingkungan masyarakat, atau budaya yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, memuaskan dan menggunakan produk atau jasa yang diinginkan. Dengan faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut yang didapat dari pengalaman ataupun dipengaruhi lingkungan .
Perilaku konsumen sebagai tingkah laku dari konsumen itu sendiri, dimana perlu pendekatan kepada konsumen agar konsumen mendapatkan kepuasan laten pada suatu produk atau jasa yang dijual produsen. pada pendekatan ini konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah produk tertentu akan berusaha memaksimalkan kepuasan totalnya baik yang dapat diukur ataupun tidak.
Dan juga sebuah konsep dalam memahami perubahan ekonomi dari suatu variabel ke variabel lain.Dengan kata lain konsep elastisitas, tentang pemahaman dari elastisitas harga dari permintaan dan penawaran membantu dalam pemasaran dan memahami perilaku konsumen dalam memenuhi sejumlah barang tertentu.
Elastisitas yang dibagi menjadi elastisitas permintaan dan penawaran dengan bentuk elastis, unitari, inelastis, tidak sempurna atau sempurna. Yang digunakandalam menentukan perubahan harga kenaikan/penurunan atas perubahan produk yang diminta atau yang ditawarkan untuk melihat kepekaan bahkan respon yang diberikan konsumen yang berhubungan dengan barang subtitusi dan komplementer.
Dalam kasus perilaku konsumen dengan tingkat perekonomian di Indonesia yang sedang naik turun, perusahaan asuransi dalam menarik minat konsumen untuk menggunakan produk dan jasanya akan memberikan pelayanan baik dari segi harga maupun kualitas para agen yang membuat para costumer menjadi lebih puas.